Sekda Ketapang Hadiri Acara Adat Padi Mansak Buah Garak di Desa Kayong Tuhe, Nanga Tayap. |
KETAPANG - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, S.STP., M.Si., yang juga Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik, hadir dalam acara adat Padi Mansak Buah Garak di Sekembar, Desa Kayong Tuhe, Kecamatan Nanga Tayap Pada Sabtu, 20 Januari 2024. Acara adat ini merupakan ungkapan syukur atas musim panen yang bertepatan dengan musim buah—a peristiwa yang menurut tetua adat setempat hanya terjadi setiap 20 tahun sekali.
Acara adat Padi Mansak Buah Garak bukan hanya merayakan panen padi, tetapi juga merayakan musim buah yang melimpah. Berbagai jenis buah lokal turut hadir dalam peragaan adat ini, seperti durian, rambutan, langsat, mentawak, dan banyak lagi. Ini menambah makna tersendiri bagi acara tersebut, di mana masyarakat dapat merasakan berkah alam yang melimpah dari panen padi dan buah-buahan.
Hari pertama acara dimulai dengan ritual ancak dan senggayongan, sementara hari kedua dilanjutkan dengan pangkak gasing, serta ditutup dengan acara makan pulut dan emping padi. Semua rangkaian acara ini memperlihatkan bagaimana tradisi dan budaya lokal masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Desa Kayong Tuhe.
Sekda Ketapang, Alexander Wilyo, mengungkapkan apresiasinya terhadap pelaksanaan acara adat Padi Mansak Buah Garak. Meskipun ia memiliki agenda lain, Sekda memutuskan untuk hadir secara langsung karena besarnya nilai dan penghargaan yang ia berikan terhadap adat ini.
“Saya sangat menghargai pelaksanaan ritual adat ini. Meskipun ada agenda lain, saya merasa perlu memastikan bahwa tradisi kita tetap terjaga. Harapan saya, acara ini tidak hanya dilaksanakan di Desa Sekembar, tetapi juga bisa diperluas ke daerah-daerah lain,” ujar Sekda dengan penuh harap.
Selain itu, Sekda juga menyampaikan rasa syukur karena tradisi Padi Mansak Buah Garak masih bisa dilaksanakan. Menurutnya, hal ini adalah bentuk penghargaan kepada alam dan leluhur yang menjaga keseimbangan bumi.
“Kita sangat bersyukur kepada Duata Perimbang Alam Bumi Tanah Arai dan para leluhur kita, karena pohon-pohon berbuah lebat dan padi berbuah banyak. Ini adalah berkah yang kita semua nikmati bersama,” tuturnya dengan penuh rasa syukur.
Dalam sambutannya, Sekda juga memberikan ucapan selamat atas kesuksesan acara ini. Ia menekankan pentingnya menjaga tradisi dan budaya yang telah diwariskan dari nenek moyang, agar terus hidup dan berkembang hingga ke generasi mendatang.
“Acara ini adalah wujud nyata kita merawat adat dan budaya yang telah ada sejak tanah mulai dihuni. Harapan saya, anak-cucu kita kelak juga dapat merasakan pentingnya tradisi ini,” ungkap Sekda.
Selain membahas adat, Sekda Ketapang juga menyinggung tentang masalah infrastruktur di Desa Kayong Tuhe, khususnya terkait sinyal komunikasi. Ia berjanji akan berupaya mengajukan surat kepada pihak Telkomsel agar pembangunan tower di desa ini bisa menjadi prioritas pada tahun 2024. Kehadiran tower Telkomsel nantinya diharapkan bisa membantu meningkatkan akses internet, sehingga anak-anak di desa bisa belajar dengan lebih baik.
“Mudah-mudahan tahun depan, ketika saya diundang kembali, tower Telkomsel sudah berdiri di sini,” harapnya.
Selain Sekda Ketapang, acara adat Padi Mansak Buah Garak juga dihadiri oleh beberapa tokoh penting, seperti Camat Nanga Tayap, Staf Ahli Bupati Bidang Sosial Kemasyarakatan dan SDM, Ketua DAD Kecamatan Nanga Tayap, Kabid Budpar, serta para Domong Mantir Desa Kayong Tuhe.
Acara adat Padi Mansak Buah Garak di Sekembar, Desa Kayong Tuhe, menjadi momen penting yang tidak hanya memperlihatkan kekayaan tradisi, tetapi juga mengajak masyarakat untuk terus menjaga dan melestarikan budaya warisan leluhur.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS