JAKARTA – Program Tuku Lemah Oleh Omah (Beli Tanah Dapat Rumah), yang digagas oleh mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjadi sorotan utama dengan harapan bahwa inisiatif ini dapat menjadi model yang dapat diterapkan secara nasional.
Guntur Romli, Ketua kelompok relawan Ganjarian Spartan, memandang program ini sebagai solusi yang mungkin untuk mengatasi backlog dalam penyediaan perumahan bagi rakyat.
Sejak peluncurannya pada tahun 2020, program ini telah berhasil membangun 200 unit rumah. Angka tersebut terus meningkat dengan 186 unit rumah pada tahun 2021 dan 253 unit pada tahun 2022.
Rencananya, tahun 2023 akan melihat pembangunan sebanyak 615 unit rumah baru dengan pola yang sama.
Namun, tidak semua warga memenuhi syarat untuk menerima bantuan dana pembangunan rumah dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Para pemohon harus terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan memiliki lahan dengan ukuran minimal 6,36 meter x 6,36 meter.
Selain itu, korban bencana juga berhak mengajukan permohonan untuk menjadi peserta program ini.
Program Tuku Lemah Oleh Omah menjadi salah satu kebijakan strategis Ganjar untuk mengurangi tingkat kemiskinan di 17 kabupaten/kota prioritas di Jawa Tengah.
Tujuannya adalah memberikan tempat tinggal yang layak bagi semua warga yang berada dalam kategori kurang mampu.
Penyediaan rumah bagi rakyat masih merupakan tantangan besar bagi pemerintah pusat, dengan sekitar 12,7 juta rumah yang masih belum terpenuhi hingga Agustus lalu.
Sementara itu, pertumbuhan keluarga baru dari kalangan milenial dan generasi Z yang memerlukan rumah baru mencapai sekitar 700.000 hingga 800.000 keluarga per tahun, mengindikasikan permintaan yang tinggi yang sulit dipenuhi oleh pemerintah.
Selain mendukung program Tuku Lemah Oleh Omah, Guntur Romli juga berharap bahwa kebijakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis asrama, seperti yang diterapkan di SMK Negeri Jawa Tengah, dapat dilanjutkan jika Ganjar terpilih sebagai presiden.
SMK tersebut memberikan peluang pendidikan kepada anak-anak dari keluarga yang kurang mampu, dengan sekitar 80% lulusannya langsung mendapatkan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup keluarganya.
Ketua kelompok relawan ini berencana untuk menyampaikan aspirasi ini kepada Ganjar dalam pertemuan mendatang antara kelompok relawan dan mantan Gubernur tersebut.
Dalam diskusi-diskusi berkelanjutan, akan dibahas langkah-langkah yang dapat diambil untuk melanjutkan program-program ini, dengan harapan bahwa mereka dapat menjadi model untuk transformasi nasional.
Ganjar telah mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 5 September dan saat ini diusung sebagai bakal calon presiden oleh beberapa partai politik, termasuk PDI-P, PPP, Hanura, dan Perindo.
Harapan besar mengiringi kemungkinan perluasan program-program unggulannya jika terpilih sebagai pemimpin negara.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS