Ketapang (BT) - Warga yang mengaku sebagai penduduk asli asal pulau gelam desa Kendawangan Kiri kecamatan Kendawangan Ketapang mengaku dukung rencana aktivitas usaha pertambangan di pulau tanpa penghuni tersebut.
Mewakili masyarakat asli penduduk pulau tersebut diantaranya diutarakan Rahmat dan Andi Herda serta pemuka masyarakat bernama Tarbiin Rahmadani alias Pak Tunggal Kendawangan.
Menurut mereka, adanya usaha tambang oleh PT Sigma Silica Jayaraya tersebut bisa menjadi salah satu jalan keluar upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Karena setelah beberapa tahun terakhir ini pulau tersebut dibiarkan kosong sepi tanpa penduduk dan aktivitas apapun.
"Jaman-jaman orang tua kami dulu yang pernah saye tinggal di pulau ini hanya tempat belakau (berladang), cari ikan disekitar perairan pulau itu. Dengan adenye rencane usaha tambang ini, saye merase bersyukur, tertolong, ekonomi keluarge kami terangkat," kata Rahmat, Selasa (13/06/23).
Ia memiliki harapan besar, jika PT Sigma Silica Jayaraya melakukan pertambangan pasir kuarsa di pulau tersebut bisa melibatkan penduduk asli pulau gelam dan masyarakat Kendawangan sebagai pekerja di perusahaan tersebut.
"Kami harus dilibatkan sebagai karyawan lah, karena kami yang paham seluk beluk pulau itu," harapnya.
Hal serupa juga disampaikan Andi Herda yang mengaku leluhurnya adalah penghuni awal di Pulau Gelam. Menurutnya, saat ini saja, mereka sudah terbantu dengan kehadiran perusahaan terkait dengan penghargaan atas jasa orang tuanya membuka dan mengusahakan pulau gelam sebagai salah satu daerah pemukiman.
"Lahan kami yang dulunya kami anggap tak ade nilai, sekarang memiliki nilai, dan dapat dirasekan oleh seluruh masyarakat pulau Gelam termasuk warga yang tanahnya tidak terkena sebagai rencana lokasi tambang juga dapat manfaat. Jadi kami bersyukurlah," ucap Andi Herda.
Dikesempatan itu, pemuka warga, Tarbiin Rahmadani atau dikenal keseharian nama Pak Tunggal, turut menguatkan keterangan yang diutarakan warga pulau tersebut.
Menurutnya, setiap perusahaan terikat dengan ketentuan pelibatan warga setempat sebagai pekerja dan diharuskan memberikan bantuan sosial berupa dana Corporate Social Responsibility atau CSR.
"Saye rase dengan adenye perusahaan masuk, pasti ade dampak positif ekonomi bagi masyarakat Kendawangan dan masyarakat sekeliling pulau itu. Yang mane masyarakat belum ade pekerjaan minimal bise numpang kerje ataupun bise ade berkembang ekonomi masyarakat disana dengan misalnye berjualan atau sebagainye disana," katanya.
"Nantipun kan ade tu bantuan CSR perusahaan, bise dimanfaatkan kearah positif," sambungnya.
Ia mengaku sempat menyaksikan warga secara sukarela menyerahkan lahan mereka kepada perusahaan untuk diteliti terkait kandungan tambang yang dimiliki pulau kosong tersebut.
"Soal itu, saye sebagai saksi bersama dengan pimpinan kecamatan, masyarakat secara sukarela melepaskan tanahnya diusahakan perusahaan," tandasnya.
Terkait dengan ancaman kerusakan lingkungan (deforestasi) menurut dia, itu penilaianya harus dilakukan oleh instansi yang berwenang, bukan orang per orang.
"Ade hasil riset dari dinas pertambangan dan lingkungan hidup, pemerintah yang tahu. Yang jelas kami masyarakat mendukung sepanjang tidak bertentangan dengan aturan pemerintah," pungkasnya.
Oleh: Muzahidin
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS