KAYONG UTARA - Sepekan sudah BBM jenis solar dan pertalite di tingkat kios pengecer di wilayah Kayong Utara kosong.
Hal itu terjadi karena pengelola sejumlah SPBU, SPBN dan APMS di Kayong Utara menolak melayani pembelian BBM dalam jumlah besar dan menggunakan drum ataupun jeriken.
Mereka ragu karena adanya edaran dari Kapolda Kalbar tentang Pengamanan, Pengawasan dan Penegakan Hukum BM solar-pertalite subsidi pada SPBU.
"Karena situasinye belum jelas, kami ndak berani layani warga beli pakai drum atau ken (jeriken). Kita dak mau cari masalah," ujar Su, salah satu petugas pengisian BBM di salah satu SPBU di Kayong Utara.
Akibat itu, dari pantauan, harga pertalite tembus angka 15 ribu di tingkat kios pengecer. Hal itu terjadi seperti wilayah kecamatan Simpang Hilir.
Sudahlah harga melejit, barangnya pun sulit didapat hanya ada pada kios-kios tertentu.
Erik Jumadi, warga Simpang Hilir kesal atas kondisi sulit dan mahal harga pertalite tersebut.
"Pagi ini saye carik minyak, dak ade jual di kios-kios pengecer. Adepun hargenye udah 15 ribu am seliter," ucap Erik.
Dampak kenaikan harga BBM itu juga berakibat dari kenaikan harga kebutuhan pokok.
"Telor, beras di warung udah naik," ujar Yana, seorang ibu rumah tangga.
Diprediksi efek kenaikan sepihak harga BBM ini juga akan terjadi pada angkutan travel jurusan Teluk Batang Ketapang meskipun keadaanya saat ini belum terjadi.
Oleh : Muzahidin
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS