5 Cara Penanganan Demam Dengue | Borneotribun.com

Jumat, 10 Februari 2023

5 Cara Penanganan Demam Dengue

5 Cara Penanganan Demam Dengue
5 Cara Penanganan Demam Dengue. (Gambar ilustrasi)
JAKARTA - Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan 5 cara penanganan demam dengue di masyarakat, salah satunya menerapkan pendekatan 3M plus.

"Mencegah nyamuk hidup dan berkembang biak, antara lain dengan pendekatan 3M plus," ujar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.

Pendekatan 3M yakni menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air dan tempat penampungan air lainnya; menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air; serta memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Sementara plus-nya yakni upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat antinyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup dan menanam tanaman pengusir nyamuk.

Prof. Tjandra yang pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan itu juga menyarankan masyarakat melindungi diri agar tidak tergigit nyamuk penular demam berdarah misalnya dengan mengoleskan obat antinyamuk.

"Dibutuhkan keterlibatan aktif masyarakat, termasuk penyuluhan dan pendidikan ke masyarakat secara terus menerus," kata dia.

Menurut dia, surveilan virus dengue dan surveilan nyamuk (vector) juga perlu dilakukan secara ketat. Ini, sambung dia, seyogyanya dilakukan bersama surveilan klinik dan lingkungan sehingga terbentuk surveilan terintegrasi.

Di sisi lain, imbuh Prof Tjandra, pelayanan kesehatan harus berjalan baik sehingga rumah sakit menjadi penuh ketika kasus sedang tinggi dan pasien tidak tertolong, tidak terjadi.

"Selain lima hal ini, maka berbagai teknologi baru juga terus dikembangkan, misalnya vaksin dengue, atau pembiakan nyamuk Wolbachia," tutur dia.

Prof. Tjandra mengatakan, Pemerintah perlu memberi prioritas pada pengendalian dengue. Dia, sewaktu menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, memelopori pencetusan ASEAN Dengue Day pada 15 Juni 2011.

"Ketika itu belum ada peringatan dengue di tingkat regional dan dunia," demikian kata dia.

Sebelumnya, pemerintah berkomitmen melawan demam berdarah dengan target mencapai nol kematian akibat demam dengue (Zero Dengue Death) pada tahun 2030.

Pemerintah melalui Strategi Nasional Penanggulangan Demam Berdarah Dengue 2021-2025 menargetkan angka kasus demam berdarah yaitu kurang dari 49 per 100.000 penduduk pada 2024. Angka tersebut akan menuju nol kasus kematian pada 2030. (*)

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar