Foto jajaran pengurus partai Demokrat Ketapang saat acara HUT ke-21. (BorneoTribun/Muzahidin) |
BorneoTribun Ketapang - Puncak rangkaian perayaan HUT Partai Demokrat ke-21 digelar DPC Demokrat Ketapang pada Jum'at malam (09/09/22). Momen ini dijadikan ajang kebangkitan partai untuk menang dalam Pileg dan Pilkada 2024 terutama di provinsi Kalbar.
Acara ulang tahun partai berlambang bintang mercy ini diikuti seluruh kader dan pengurus partai diantaranya sekretaris dan Bendahara DPC, Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan simpatisan partai.
Turut hadir juga perwakilan partai politik di Ketapang serta Bupati yang diwakili oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Linmas.
Rangkaian acara HUT ini ditandai dengan acara potong nasi tumpeng dan kue ulang tahun presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono kemudian diikuti dengan penyerahan hadiah lomba bola voli AHY Cup dan pemasangan jaket partai Demokrat kepada kader baru.
Ketua DPC Partai Demokrat Ketapang H.Rasmjdi, SE mengatakan DPC Demokrat Ketapang tetap berprinsip berkoalisi dengan rakyat dengan memasang target tiap daerah pemilihan (dapil) harus ada perwakilan,
"Target kami, akan berusaha membesarkan Partai memenangkan pemilu, di Ketapang masuk papan atas terutama di Kalbar dapat 4 besar dan mengincar unsur pimpinan di lembaga legislatif. Dan kita tetap berkoalisi dengan rakyat," kata anggota DPRD provinsi Kalbar tersebut.
Saat ini menurut Rasmidi, Demokrat Ketapang dianggap partai yang seksi, buktinya banyak wajah baru yang bergabung dengan Demokrat Ketapang.
"Kantor kita saat ini sering didatangi masyarakat untuk diskusi tentang masalah bangsa dan negara dan persoalan daerah. Bahkan banyak pengurus partai sebelumnya keluar dan bergabung dengan Demokrat," ungkapnya.
Ditanya imbas kenaikan BBM, menurut Rasmidi, sesuai dengan instruksi ketua umum, Demokrat konsisten menolak kenaikan BBM karena memberatkan rakyat. Meskipun BBM sudah disubsidi tetapi subsidi tersebut tidak dirasakan dampaknya bagi masyarakat Ketapang yang berdomisili di pedalaman Ketapang.
"Karena BBM subsidi itu adanya di SPBU tetapi saat BBM tersebut sudah dijual oleh penyalur, harganya sama saja. Ditambah, upah dan harga komoditas hasil alam masyarakat pedalaman yang turun," kata Rasmidi.
Muzahidin.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS