Menteri Luar Negeri Amerika Akui Konfrontasi dengan China Tidak Bisa Dihindari | Borneotribun.com

Jumat, 11 Februari 2022

Menteri Luar Negeri Amerika Akui Konfrontasi dengan China Tidak Bisa Dihindari

Menteri Luar Negeri Amerika Akui Konfrontasi dengan China Tidak Bisa Dihindari
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne, Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar, dan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dalam konferensi pers di Melbourne. (Foto: via AP)


BorneoTribun.com - Konfrontasi dengan China tidak dapat dihindari, tetapi Amerika Serikat harus bersatu dengan sekutu-sekutunya dalam mempertahankan sistem berbasis aturan yang terancam oleh agresi China, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Jumat (11/2).


Blinken berbicara sesaat sebelum pertemuan dengan para menteri luar negeri Australia, India dan Jepang. Keempat negara itu membentuk apa yang disebut Quad, sebuah blok negara-negara Indo-Pasifik yang dibentuk untuk melawan pengaruh regional China.


Ditanya oleh seorang reporter apakah konfrontasi dengan China di Indo-Pasifik tak terelakkan, Blinken menjawab: “Tidak ada yang tak terhindarkan.''


'Saya pikir kami (negara-negara anggota Quad, red) sama-sama prihatin bahwa dalam beberapa tahun terakhir China telah bertindak lebih agresif di dalam negeri dan lebih agresif di kawasan ini dan bahkan hingga di luar kawasan ini ,'' kata Blinken.


Mitra-mitra Quad dipersatukan oleh “visi afirmatif mengenai apa yang akan terjadi di masa depan'' dan “komitmen untuk mempertahankan sistem berbasis aturan yang telah menguras banyak waktu dan upaya untuk membangunnya,'' tambahnya.


Lawatan Blinken dirancang untuk menegaskan kepentingan Amerika di Asia dan tekad AS untuk melawan peningkatan keagresifan China di kawasan itu. Ia juga akan mengunjungi Fiji dan membahas keprihatinan mendesak tentang Korea Utara dengan rekan-rekannya dari Jepang dan Korea Selatan di Hawaii.


Kementerian Luar Negeri China pada pekan ini menuduh AS menggunakan Quad untuk memaksa negara-negara lain menerima standar demokrasi Amerika.


Australia mengalami pembalasan perdagangan dalam beberapa tahun terakhir karena membuat marah Beijing terkait kebijakan-kebijakannya, termasuk melarang campur tangan asing terselubung dalam politik domestik, melarang raksasa teknologi China Huawei terlibat dalam proyek infrastruktur besar, dan menuntut penyelidikan independen tentang asal usul pandemi COVID-19.


Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan ia merasa diyakinkan oleh komitmen bersama melawan pemaksaan setelah pertemuan dengan Blinken, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dan Menteri Luar Negeri Jepang Hayashi Yoshimasa.


'Hal-hal yang kami diskusikan hari ini pada prinsipnya adalah bagaimana kami akan terus mempertahankan nilai-nilai kami ... itulah yang paling menyatukan kami,'' kata Morrison.


Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengatakan kepada Parlemen, Kamis (10/2), bahwa Australia menghadapi “situasi keamanan regional yang paling kompleks dan berpotensi menimbulkan bencana'' sejak Perang Dunia II.


Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne, yang memimpin pertemuan Quad, mengatakan agendanya akan mencakup distribusi vaksin COVID-19, teknologi-teknologi penting dan siber, melawan disinformasi yang berbahaya, terorisme, keamanan maritim, dan perubahan iklim.


Blinken diperkirakan akan membahas ancaman yang ditimbulkan oleh kemitraan yang berkembang antara Rusia dan China, terutama setelah pertemuan hari Minggu di Beijing antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin China Xi Jinping pada pembukaan Olimpiade Musim Dingin. [ab/uh]


Oleh: VOA Indonesia

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar