Gubernur Texas Tandatangani UU yang Melarang Aborsi | Borneotribun.com

Kamis, 20 Mei 2021

Gubernur Texas Tandatangani UU yang Melarang Aborsi

Gubernur Texas Greg Abbott.
Gubernur Texas Greg Abbott.

BorneoTribun Amerika -- Gubernur Texas dari Partai Republik, Greg Abbott Rabu (19/5) menandatangani undang-undang yang melarang aborsi di Texas bahkan sebelum banyak perempuan belum mengetahui mereka hamil. UU ini berbeda dari upaya serupa di seluruh negeri di mana Texas menyerahkan penegakannya kepada warga yang bisa menuntut dokter atau siapa pun yang membantu perempuan melakukan aborsi.

Undang-undang tersebut menempatkan Texas setara dengan puluhan negara bagian lain yang melarang aborsi setelah detak jantung janin bisa dideteksi, kemungkinan paling cepat enam minggu. UU ini akan mulai berlaku pada bulan September, tetapi sebagian besar pengadilan federal menghalangi negara bagian untuk memberlakukan tindakan serupa.

Tetapi dengan persetujuan Mahkamah Agung minggu ini untuk meninjau undang-undang Mississippi yang melarang aborsi setelah 15 minggu kehamilan, aktivis hak aborsi khawatir keputusan yang memenangkan negara bagian bisa menjadi dasar untuk memungkinkan lebih banyak larangan termasuk apa yang disebut "UU detak jantung".

"Kehidupan setiap bayi yang belum dilahirkan dan memiliki detak jantung akan diselamatkan dari bencana akibat aborsi," kata Abbott dalam acara penandatanganan RUU di kantornya.

UU Versi Texas unik karena melarang pejabat negara bagian menegakkan larangan tersebut. Sebaliknya, UU ini memungkinkan siapa saja - bahkan orang di luar Texas sekalipun untuk menuntut penyedia layanan aborsi atau siapa pun yang mungkin telah membantu seseorang melakukan aborsi setelah larangan tersebut, dan menuntut ganti rugi finansial hingga $ 10.000 per terdakwa.

Para pengecam mengatakan ketentuan tersebut akan memungkinkan penentang aborsi membanjiri pengadilan dengan gugatan hukum untuk melecehkan dokter, pasien, perawat, penasihat kekerasan dalam rumah tangga, seorang teman yang mengantar seorang perempuan ke klinik, atau bahkan orang tua yang membayar untuk suatu prosedur.

Sebelum RUU tersebut mencapai meja Abbott, kelompok hak aborsi mengisyaratkan akan menggugat UU itu.

"Tujuannya jelas: tanpa henti menyerang hak reproduksi kita sampai hak aborsi menjadi sekedar nama saja. Pengesahan undang-undang ini bukanlah kepemimpinan, melainkan kekejaman dan ekstremisme," kata Alexis McGill Johnson, presiden kelompok Planned Parenthood Action Fund.

Teknologi canggih bisa mendeteksi sinyal listrik dari detak kehidupan enam minggu kehamilan, meskipun embrio tersebut belum menjadi janin dan belum memiliki jantung. Embrio baru disebut janin sejak minggu ke-11 kehamilan, kata para ahli medis.

Hukum Texas saat ini melarang aborsi setelah 20 minggu, dengan pengecualian untuk perempuan dengan masalah medis yang mengancam jiwa atau jika janin memiliki kelainan yang parah. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, 90% lebih aborsi terjadi pada 13 minggu pertama kehamilan perempuan.

Mahkamah Agung kemungkinan akan menyidangkan kasus Mississippi pada musim gugur, dengan keputusan kemungkinan besar dicapai pada musim semi 2022. [my/jm]

Oleh: VOA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar