Vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca yang disalurkan melalui program Covax tiba di bandara Ivato, Antananarivo, Madagascar (8/5). |
BorneoTribun Internasional -- Amerika minggu ini mengumumkan akan berbagi 20 juta dosis tambahan vaksin virus corona selain 60 juta yang sudah dijanjikan sebelumnya. Pertanyaan yang belum terjawab adalah ke mana vaksin itu akan dikirim.
Koordinator Departemen Luar Negeri AS untuk Respons COVID Global Gayle Smith hari Rabu (19/5) mengesampingkan masalah itu selama telekonferensi yang berlangsung gencar, meskipun berulang kali ada desakan pertanyaan dari wartawan di Karibia, India, Brazil, Afrika, Asia Timur, dan Uni Eropa.
Namun, Smith menekankan AS bekerja sama dengan fasilitas global COVAX untuk menentukan di mana vaksin paling dibutuhkan, dan bagaimana vaksin itu didistribusikan dengan cara yang paling adil.
“Kami belum membuat keputusan tentang alokasi,” katanya berulang kali. “Kami akan menyampaikan informasi itu dalam waktu dekat. Apa yang kami lakukan adalah melihat setiap wilayah di dunia dan kami sangat menyadari cakupan vaksin yang sangat rendah di benua Afrika."
Pakar kesehatan di PBB memperkirakan bahwa dari 1,4 miliar dosis yang diberikan di seluruh dunia, hanya 24 juta yang telah mencapai Afrika atau kurang dari 2%.
Hal lain yang ditekankan Smith: Terlepas dari kenyataan bahwa musuh utama AS, China, dan Rusia, meningkatkan donasi vaksinnya sendiri di seluruh dunia, langkah AS ini bukanlah kasus "diplomasi vaksin". Smith berulang kali menekankan bahwa AS akan mendistribusikan sesuai dengan kebutuhan, dan bukan untuk mencari dukungan.
“Pandangan kami, terkait diplomasi vaksin - dan menurut saya hal ini sangat penting, vaksin merupakan alat untuk kesehatan masyarakat. Vaksin adalah sarana untuk mengakhiri pandemi ini. Kita tidak memandang dan tidak bermaksud menggunakannya sebagai sarana pengaruh atau tekanan. Dan keputusan kita akan dibuat berdasarkan kebutuhan, data kesehatan masyarakat, dan sekali lagi, kolaborasi dengan mitra utama, termasuk COVAX,” ujar Smith.
Petugas medis memberikan vaksin Johnson&Johnson di Johannesburg, Afrika Selatan (foto: dok). Benua Afrika baru menerima sekitar 1,7% vaksin. |
Namun, Smith mencatat bahwa AS adalah donor vaksin terbesar untuk fasilitas COVAX, dan mendesak negara-negara kaya lainnya untuk bertindak. Ia juga mencatat bahwa donasi vaksin ini akan disertai dengan investasi di lokasi pembuatan vaksin di seluruh dunia, dan bantuan AS untuk meningkatkan akses negara lain pada pengobatan dan pengujian.
Ketika membuat pengumuman sumbangan awal pekan ini, Presiden Joe Biden menjelaskan alasannya untuk mengirimkan vaksin ini, yang sebagian besar didanai oleh pembayar pajak AS, ke seluruh dunia.
“Ada banyak pembicaraan tentang Rusia dan China yang mempengaruhi dunia dengan vaksin Kita ingin memimpin dunia dengan nilai-nilai , inovasi dan kreativitas kita, dan kesantunan mendasar rakyat Amerika. Sama seperti dalam Perang Dunia II, Amerika adalah sumber demokrasi, dalam pertempuran melawan pandemi COVID-19, bangsa kita akan menjadi sumber vaksin bagi seluruh dunia ” kata Biden. [my/jm]
Oleh: VOA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS