Presiden Jokowi mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah dan tidak menyepelekan COVID-19 (biro Setpres). |
BorneoTribun Jakarta -- Presiden Joko Widodo berpesan kepada masyarakat agar jangan lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, karena pandemi COVID-19 belum usai.
Presiden Joko Widodo mengingatkan perebakan wabah virus corona masih terjadi di tanah air. Maka dari itu, ia mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan tidak lengah.
“Eling lang waspodo tetap tidak boleh lengah, tidak boleh menyepelekan yang namanya COVID. Jangan sampai situasi sekarang yang kurvanya lebih baik menurun, ini menjadi naik lagi gara-gara kita lengah dan tidak waspada,“ ujarnya ketika meninjau vaksinasi COVID-19 bagi pelaku seni, di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (19/4).
Ia pun berharap, dengan vaksinasi yang dilakukan kepada para seniman, budayawan, artis, musisi dan lain-lain, kegiatan berkesenian bisa segera kembali dilangsungkan.
“Kita harapkan semakin banyak yang divaksin juga menurunkan penyebaran COVID-19,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap dengan semakin banyaknya tokoh panutan masyarakat yang divaksin COVID-19, kepercayaan masyarakat terutama untuk kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) bisa meningkat.
“Kjta sekarang sudah mendorong vaksinasi ke lansia. Masih banyak lansia yang merasa takut, merasa sungkan, merasa enggan datang termasuk anak-anaknya juga ragu mengajak Bapak Ibunya untuk suntik padahal vaksinasi ini sangat penting untuk melindungi mereka, karena mereka termasuk golongan yang rentan atau rawan kalau terkena dan kemungkinan fatalitas tinggi,” ujar Budi.
Rebutan Vaksin COVID-19
Budi juga menjelaskan bahwa usaha untuk mendapatkan vaksin COVID-19 di dunia semakin sengit. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan untuk ke sekian kalinya di beberapa negara.
“Alhamdulillah Indonesia itu sumber vaksinnya ada empat. Ada yang dari China, London, Amerika Serikat, dan Jerman, sehingga kalau ada satu yang terganggu yang lainnya Insya Allah masih lancar. Nah salah satu yang lancar ini dari China,” jelasnya.
Menurutnya, setiap dua minggu sekali negara tirai bambu itu mengirimkan vaksin Sinovac ke Indonesia. Kemarin, kata Budi, sebanyak 6 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac dalam bentuk bahan baku telah tiba di tanah air.
“Itu akan jadi sekitar 80 persennya atau 4,8 juta satu bulan kemudian di bulan Mei. Jadi kita sekarang walaupun agak rem karena memang ada hambatan untuk yang Astrazeneca tapi Alhamdulillah yang China masih masuk sehingga April inj harusnya terpenuhi dan kita juga sudah menyiapkannya untuk bulan Mei,” kata Budi.
Pemerintah Perpanjang PPKM Mikro
Dalam telekonferensi pers usai Rapat Terbatas dengan Presiden, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah akan memperpanjang kebijakan Pembatasan Pemberlakukan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara Mikro tahap ke-6 yakni dalam periode 20 April-3 Mei 2021.
“Dan perluasan berdasarkan parameter jumlah kasus aktif maka (PPKM Mikro) ditambahkan lima provinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat,” ungkap Airlangga.
Sehingga sampai saat ini sudah ada 25 provinsi yang menjalankan kebijakan PPKM Mikro dalam rangka upaya menekan perebakan wabah virus corona.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai Ratas di Istana Kepresidenan , Jakarta, Senin (19/4) mengatakan pemerintah perpanjang PPKM Mikro dua minggu ke depan. (Foto: Biro Setpres) |
Perpanjangan kebijakan PPKM Mikro, ujarnya dilakukan karena sudah terbukti menurunkan kasus aktif COVID-19 di tanah air. Per 18 April, kasus aktif COVID-19 sudah mencapai single digit yaitu 6,6 persen. Pencapaian ini lebih baik dibandingkan dengan Februari yang kasus aktifnya masih berada di level 16 persen.
“Kemudian positivity rate 11,2 persen dibandingkan di 9 Februari 29,42 persen. Bed Occupancy Rate (BOR) rata-rata adalah 35 persen dan tidak ada provinsi yang BOR nya di atas 60 persen,” jelasnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti kenaikan kasus positif COVID-19 yang naik drastis di India, padahal negara tersebut sudah sukses dalam menjalankan program vaksinasi yang menyebabkan jumlah kasusnya turun sebelumnya.
Budi mengatakan penyebabnya adalah mutasi varian baru virus corona yang jumlahnya terus naik di India, di mana mutasi virus tersebut sangat mudah untuk menular.
“Lalu, mereka lupa mereka kurang waspada, mereka mengendorkan protokol Kesehatan. Kita sekarang alhamdulilah program vaksinasi dan PPKM Mikro sudah bisa menurunkan laju penularan kasus konfirmasi, keterisian rumah sakit, tolong kita jaga diri kita, kita tetap waspada, hati-hati, disiplin menjalankan protokol kesehatan, kita tetap mematuhi aturan PPKM Mikro yang menurut kami sudah sangat baik jalannya,” ungkap Budi.
Perbaikan Ekonomi
Airlangga juga melaporkan bahwa perbaikan ekonomi sudah mulai terlihat. Hal ini terlihat dari data perbankan yang mencatat pertumbuhan belanja nasional di April 2021 sebanyak 32,48 persen dibanding tahun sebelumnya. Perbaikan di sektor industri, kata Airlangga, juga sudah mulai terlihat.
Untuk menjaga keseimbangan pengendalian COVID-19 dan pengungkit ekonomi, pemerintah melakukan beberapa program, yaitu pengendalian COVID-19 melalui pembatasan kegiatan, baik itu kegiatan mudik kemudian kegiatan pembatasan bepergian.
“Sedangkan dengan pengungkit ekonomi, THR untuk pekerja sudah ada SE Menaker dibayar secara penuh dan paling lama dibayarkan H min 7, dan Kemenakertrans akan membuat posko THR untuk memonitor. Kemudian untuk ASN dan TNI/Polri ini juga difinalisasi dari Ibu Menteri Keuangan dan dibayarkan H min 10,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, pemerintah akan terus menjalankan program perlindungan sosial dan pembagian sembako. Selain itu, pihaknya pun akan mengadakan program Hari Belanja Nasional (Harbolnas) untuk lebih memutar roda perekonomian. [gi/ab]
Oleh: VOA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS