India Batasi Ekspor Vaksin COVID-19, Negara-negara Asia Berebut Pasokan | Borneotribun.com

Rabu, 31 Maret 2021

India Batasi Ekspor Vaksin COVID-19, Negara-negara Asia Berebut Pasokan

Seorang perawat bersiap memberikan vaksinasi COVID-19 produksi AstraZeneca / Oxford di bawah skema COVAX, di Rumah Sakit Umum Eka Kotebe, Addis Ababa, Ethiopia, 13 Maret 2021. (REUTERS / Tiksa Negeri)

BorneoTribun Jakarta -- Sejumlah negara Asia bergegas mencari sumber-sumber alternatif vaksin COVID-19, Selasa (30/3), setelah pembatasan ekspor vaksin oleh India mengakibatkan program vaksinasi global yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) kekurangan pasokan vaksin.

Indonesia, Korea Selatan, dan Filipina termasuk di antara negara-negara yang terkena imbas penundaan pengiriman vaksin yang telah dijanjikan melalui program COVAX. Program tersebut digagas terutama untuk memastikan pasokan vaksin ke negara-negara yang lebih miskin.

“Rencana kami untuk meningkatkan vaksinasi harian akan terpengaruh,” Carlito Galvez, Kepala Vaksinasi Filipina, mengatakan kepada wartawan, seperti dikutip oleh Reuters.

Upacara serah terima vaksin COVID-19 produksi Oxford / AstraZeneca di bawah skema COVAX, di Bandara Internasional Phnom Penh, Kamboja, 2 Maret 2021. (REUTERS)

India, pembuat vaksin terbesar di dunia, menghentikan sementara ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh Serum Institute of India (SII), karena fokus untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat.

The Serum Institute tadinya dijadwalkan mengirimkan 90 juta dosis vaksin untuk COVAX selama Maret dan April. Meski belum jelas berapa dosis vaksin yang akan dialihkan untuk penggunaan domestik, para fasilitator program memperingatkan bahwa penundaan pengiriman tidak bisa dihindari.

Korea Selatan mengonfirmasi hanya akan menerima 432 ribu dosis dari 690 ribu yang dijanjikan. Namun pengirimannya akan ditunda hingga sekitar minggu ketiga April.

“Ada ketidakpastian mengenai pasokan vaksin global, tetapi kami sedang membuat rencana untuk memastikan tidak ada gangguan pada kuartal kedua dan berupaya untuk mengamankan lebih banyak vaksin,” Kim Ki-nam, Kepala Tim Satuan Tugas Vaksinasi COVID-19 Korea Selatan. Para pejabat mengatakan mereka sedang dalam pembicaraan dengan AstraZeneca untuk mempercepat pengiriman yang diperoleh melalui kesepakatan terpisah.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte melonggarkan pembatasan pemerintah pada impor vaksin sektor swasta. Ia memohon kepada perusahaan untuk mendapatkan pasokan vaksin, berapapun biayanya saat negaranya berjuang melawan kemunculan kembali pandemi.

Di Vietnam, para pejabat juga meminta sektor swasta untuk turun tangan setelah pasokan COVAX mereka dipangkas sebesar 40 persen menjadi 811.200 dosis dan pengiriman diundur beberapa minggu.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi. (Foto: VOA)

Di Indonesia, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan kepada Reuters bahwa pengiriman 10,3 juta dosis dari COVAX kemungkinan ditunda hingga Mei.

India belum memberikan pemerincian tentang lamanya pembatasan ekspornya, tetapi Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), yang juga mitra distribusi COVAX, mengatakan pada akhir pekan bahwa pengiriman diperkirakan akan dilanjutkan pada Mei.

Keputusan India adalah yang terbaru dari serangkaian kemunduran fasilitas COVAX, yang diandalkan oleh 64 negara miskin. Sebelumnya program tersebut juga mengalami gangguan produksi dan kurangnya kontribusi pendanaan dari negara-negara kaya. [ah/ft]

Oleh: VOA Indonesia

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar