Penyebab Kecelakaan Helikopter Kobe Bryant Diumumkan Selasa | Borneotribun.com

Rabu, 10 Februari 2021

Penyebab Kecelakaan Helikopter Kobe Bryant Diumumkan Selasa

Para fans berkumpul di depan mural mendiang pebasket NBA, Kobe Bryant, dan putrinya Gianna Bryant, dalam acara doa bersama untuk mereka dan tujuh orang lainnya yang tewas dalam kecelakaan helikopter, di Los Angeles, California, 24 Februari 2020. (Foto: Reuters)

BorneoTribun.com - Setahun setelah helikopter yang membawa pebasket terkenal Kobe Bryant menabrak sebuah lereng bukit pada suatu pagi yang berkabut dan menewaskan kesembilan orang di dalamnya, banyak pihak saling tuding sebagai penyebab tragedi itu.

Janda Bryant menyalahkan pilot. Ia dan keluarga korban lain juga menyalahkan perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan helikopter itu. Saudara laki-laki pilot tidak menyalahkan Bryant, tetapi mengatakan pebasket itu tahu risiko terbang. Perusahaan helikopter mengatakan cuaca adalah “kehendak Tuhan” dan menyalahkankan petugas lalulintas udara.

Pejabat keamanan federal diharapkan akan mengumumkan kemungkinan penyebab kecelakaan itu pada Selasa (9/2). Kecelakaan yang menewaskan pensiunan bintang bola basket ini telah menimbulkan kesedihan di seluruh dunia, memicu diajukannya beberapa gugatan hukum dan mendorong dibuatnya peraturan di tingkat negara bagian dan pemerintah federal.

“Saya pikir seluruh dunia menunggu hal ini karena ini Kobe,” ujar Ed Coleman, seorang pakar ilmu keselamatan dan profesor di Embry-Riddle Aeronautical University.

Bryant, bersama putrinya yang berusia 13 tahun, Gianna, dan enam penumpang lainnya sedang terbang dari Orange County ke sebuah turnamen bola basket remaja di Mamba Sports Academy miliknya di Ventura County pada 26 Januari 2020. Helikopter yang ditumpanginya itu kemudian menghadapi kabut tebal di San Fernando Valley, di utara Los Angeles.

Pilot Ara Zobayan menaikkan kendali helikopter dengan tajam dan hampir menembus kabut ketika helikopter Sikorsky S-76 itu tiba-tiba berbelok dan jatuh ke bukit Calabasas di bawahnya, menewaskan seluruh orang yang ada di dalamnya sebelum api melalap puing-puing reruntuhan helikopter itu.

Dewan Keselamatan Transportasi Udara (National Transportation Safety Board/NTSB) mengatakan tidak ada tanda-tanda kegagalan mekanis dan hal ini diyakini sebagai kecelakaan.

Saat melangsungkan pertemuan dari jarak jauh pada Selasa (9/2) ini, dewan itu diperkirakan akan membuat rekomendasi yang tidak mengikat untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa di kemudian hari.

NTSB adalah badan federal independen yang menyelidiki kecelakaan, tetapi tidak memiliki kekuatan penegakan hukum. NTSB hanya dapat menyampaikan saran kepada badan-badan seperti Administrasi Penerbangan Federal (Federal Aviation Adminstration/FAA) atau Pasukan Penjaga Pantai, yang telah berulangkali menolak rekomendasi keselamatan badan itu setelah bencana-bencana lain. [em/lt]

Oleh: VOA Indonesia

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar