Kubah gedung Capitol di Capitol Hill, Washington. |
Borneo Tribun - Anggota Kongres dari Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika dijadwalkan bertemu pada Rabu (6/1) dalam sidang paripurna Kongres untuk menghitung dan mengesahkan suara elektoral berdasarkan hasil pemilihan presiden November lalu.
Sidang itu merupakan langkah terakhir setelah Electoral College secara resmi memilih Joe Biden pada 14 Desember. Fungsi sidang yang biasanya rutin dan seremonial ini telah berubah menjadi ujian lakmus atas kesetiaan anggota parlemen Republik kepada Presiden Donald Trump. Lebih dari 100 loyalis Trump akan menantang sertifikasi.
Berdasarkan Amandemen ke-12, kedua majelis harus bertemu untuk secara resmi menghitung dan mengesahkan hasil Electoral College dari 50 negara bagian dan District of Columbia.
Perwakilan dari partai Demokrat dan Republik di Senat dan DPR ditunjuk sebagai “pembaca” dari masing-masing majelis. Wakil Presiden Mike Pence, dalam kapasitasnya sebagai presiden Senat, memimpin sesi bersama tersebut. Jika dia tidak bisa memimpin, senator terlama di partai mayoritas, dalam hal ini, Senator Republik Chuck Grassley dari Iowa, memimpin sidang sebagai presiden Senat pro-tempore.
Para pengantar surat, yang terdiri atas siswa sekolah menengah atas dari seluruh 50 negara bagian, membawa kotak kayu mahoni yang diisi dengan amplop tertutup dari suara pemilih bersertifikat dari 50 negara bagian.
Pemimpin sidang kemudian membuka dan menyerahkan sertifikat tersegel sesuai urutan abjad negara bagian. Para “pembaca” yang ditunjuk dari setiap majelis membacakan setiap sertifikat dengan lantang untuk mencatat dan menghitung suara secara resmi.
Proses berlanjut sampai semua suara diumumkan dan dihitung. Ketua sidang kemudian mengumumkan siapa yang memenangkan suara terbanyak untuk presiden dan wakil presiden.
Dalam upaya terakhir untuk mempertahankan Trump di Gedung Putih, lebih dari seratus anggota DPR dari Partai Republik dan 12 senator mengatakan mereka berencana untuk menolak penghitungan electoral college dari beberapa atau seluruh enam negara bagian yang dimenangkan oleh Biden. Enam negara bagian itu adalah Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, Pennsylvania, dan Wisconsin. Mereka juga menuntut agar sebuah komisi dibentuk untuk mengaudit hasil pemilu.
Sebagian besar senator yang berencana mengajukan keberatan mewakili negara bagian-negara bagian di mana Trump tetap sangat populer.
Keberatan mereka diperkirakan akan gagal karena Partai Demokrat mengontrol DPR dan bersatu dalam mendukung Biden. Senat, meskipun dikontrol secara tipis oleh Partai Republik, kemungkinan tidak akan memberikan suara yang mendukung, dan beberapa senator Partai Republik sudah menyatakan mereka menentang penolakan hasil pemilu bersertifikat negara bagian mana pun.
Namun, dengan dua jam perdebatan diizinkan untuk setiap keberatan, ditambah waktu yang dibutuhkan untuk pemungutan suara di setiap majelis, upacara yang biasanya singkat ini kemungkinan akan berubah menjadi acara yang berlarut-larut. [lt/pp]
Oleh: VOA Indonesia
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS