Raja Swedia Carl XVI Gustaf menyampaikan pidato terkait penanganan COvid-19 yang ditayangkan melalui stasiun televisi, SVT, di Sundbyberg, dekat Stockholm, 5 April 2020. (Foto: dok). |
Borneo Tribun - Raja Swedia Carl Gustaf XVI mengemukakan negaranya "gagal" menangani pandemi virus corona. Akibatnya rakyat negara Skandinavia itu "sangat menderita".
Dalam rekaman komentar yang dirilis Kamis (17/12), raja menyampaikan banyak warga Swedia meninggal karena tertular virus corona dan "itu mengerikan."
Raja berusia 74 tahun itu, yang putra dan menantunya dinyatakan positif COVID-19 bulan lalu, ditanya apakah dia takut tertular virus tersebut.
“Akhir-akhir ini lebih terasa jelas,” ujar Raja Gustaf. “Rasa itu terus merayap semakin dekat. Bukan itu yang kita inginkan."
Raja Swedia menyampaikan komentar itu sebagai bagian dari siaran libur akhir tahun yang dijadwalkan tayang hari Senin di televisi Swedia. Raja memainkan peran seremonial dan tidak memegang kekuasaan secara politik.
Swedia pada awalnya mengambil pendekatan yang berbeda terhadap pandemi dibanding negara tetangga Nordik lainnya termasuk Norwegia dan Denmark, serta negara-negara lain di Eropa. Pemerintah tidak pernah memberlakukan lockdown atau mengharuskan pemakaian masker, mengizinkan restoran dan bisnis tetap buka, dan lebih mengandalkan pada upaya sanitasi serta jaga jarak antar individu secara sukarela untuk memperlambat penyebaran wabah.
Akan tetapi negara itu menyaksikan lonjakan jumlah kematian, terutama di kalangan warga yang lanjut usia di fasilitas layanan kesehatan, dan tingkat kematian per kapitanya jauh melebihi angka di Norwegia dan Denmark.
Dalam laporan awal yang dirilis Selasa (15/12), komisi independen yang ditunjuk pemerintah Swedia menyatakan pemerintah gagal melindungi lansia di panti jompo dari penularan virus tersebut. [mg/ka]
Oleh: VOA Indonesia
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS