Pengemudi layanan ojek Gojek dan Grab enunggu penumpang di Jakarta pada 24 Juni 2020. (Foto: AFP/Adek Berry) |
Borneo Tribun | Jakarta - Serikat pengemudi Grab dan Gojek se-Indonesia mengancam akan menggelar aksi unjuk rasa jika mereka tidak dilibatkan dalam pembicaraan merger di antara dua perusahaan. Tidak diikutsertakannya para pengemudi dalam negosiasi bisnis tersebut dikhawatirkan akan berimbas pada hilangnya mata pencaharian mereka.
“Kami khawatir merger akan mengakibatkan pemberhentian pengemudi,” kata Igun Wicaksono, yang mengepalai Garda Nasional, serikat pengemudi yang beranggotakan lebih dari 100 ribu orang dari Grab dan Gojek, Mereka menyerukan pentingnya keterlibatan pemerintah dan pengemudi dalam proses negosiasi.
"Jika kami diabaikan, maka upaya terakhir kami adalah melakukan demonstrasi massal di seluruh Indonesia."
Sumber Reuters, Selasa (15/12), mengatakan bahwa dua perusahaan rintisan (start-up) tersebut sedang dalam pembicaraan lanjutan terkait rencana merger. Poin utama yang mencuat dalam negosiasi tersebut adalah mengenai bentuk entitas bisnis di Indonesia setelah mereka bergabung. Indonesia menjadi perhatian utama karena merupakan pangsa pasar terbesar bagi kedua start-up tersebut.
Orang-orang mengatakan banyak investor di masing-masing perusahaan, yang dinilai merugi itu, menginginkan aksi merger akan membuka jalan agar dapat melantai di bursa. Investor tersebut terutama berasal pendukung Grab, yaitu Masayoshi Son yang juga merupakan pendiri SoftBank Group.
Juru bicara Gojek menolak untuk memberi komentar.
Sementara Gojek mendapatkan dukungan dari para investor, termasuk Alphabet Inc, perusahaan bentukan Google. Investor memperkirakan nilai pasar Gojek mencapai $ 10 miliar, lebih rendah dibanding Grab $ 15 miliar.
Namun, para pengemudi mengaku khawatir tentang arti kesepakatan bagi mata pencaharian mereka. Pendapatan mereka terpangkas secara signifikan pada awal tahun ini ketika pandemi virus corona menghantam Indonesia.
Garda Nasional mengatakan bahwa pendapat pengemudinya saat ini telah pulih sekitar 70 persen dari pendapatan sebelum pandemi.
Serikat pekerja di Indonesia, yang mewakili lebih dari satu juta pengemudi, mengatakan mereka ingin pemerintah bergabung dalam negosiasi untuk melindungi mereka.
"Merger merugikan dan kami akan memprotes Grab, Gojek, serta Softbank Jepang jika tidak ada dialog dengan kami dan regulator atau otoritas," kata Fadel Balher, perwakilan serikat pengemudi di Kalimantan Timur. ”Dan kami akan memprotes dengan keras." [ah/au]
Oleh: VOA Indonesia
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS