Para penumpang dari London tiba di Bandara Internasional JFK di New York, di tengah pembatasan baru untuk mencegah virus corona (COVID-19), 21 Desember 2020. (Foto: Eduardo Munoz/Reuters) |
Borneo Tribun - Kota New York mulai Rabu (23/12) mewajibkan para pendatang dari luar Amerika untuk melakukan karantina mandiri, sebagai langkah berjaga-jaga terhadap varian baru virus corona dari Inggris. Kebijakan ini diberlakukan ketika kelompok pekerja yang esensial, paramedis, dan petugas garis depan lainnya antre untuk divaksinasi.
Wali Kota Bill de Blasio mengatakan kepada wartawan bahwa semua pendatang dari luar Amerika ke New York akan mendapatkan surat perintah untuk melakukan karantina. Surat perintah itu dikirim dengan surat terdaftar ke rumah dan hotel. Para petugas dari kantor sherrif kota itu akan mendatangi para pendatang dari Inggris.
De Blasio mengatakan semua pendatang internasional harus memberikan informasi kontak mereka ketika tiba di kota itu, dan mereka yang diketahui melanggar perintah karantina itu akan didenda $1.000 per hari.
“Ada akan tindak lanjut, kunjungan langsung para petugas kantor sherrif ke rumah dan hotel untuk memastikan bahwa mereka mengikuti perintah karantina,” tambah de Blasio.
Peningkatan kewaspadaan di New York, yang merupakan pusat perjalanan dunia, terjadi ketika puluhan negara menutup perbatasan mereka dengan Inggris.
Gubernur New York Andrew Cuomo telah meminta maskapai-maskapai penerbangan untuk melakukan uji medis pada penumpang dari Inggris setelah mendapati varian baru virus corona yang sangat menular di negara itu.
Perusahaan-perusahaan farmasi sedang berlomba untuk memastikan bahwa vaksin yang baru dikembangkan masih efektif untuk melawan varian baru virus itu. Sejauh ini perusahaan farmasi dan para pejabat urusan kesehatan menunjukkan keyakinan mereka bahwa vaksin yang ada masih manjur.
Vaksin yang dikembangkan Pfizer-BioNTech dan Moderna-NIH telah disetujui untuk penggunaan darurat di Amerika.
Pemerintah Amerika Serikat, Rabu (23/12), mengatakan akan membayar Pfizer hampir $2 miliar untuk mendapatkan 100 juta dosis tambahan selambat-lambatnya pada bulan Juli 2021. [em/pp]
Oleh: VOA Indonesia
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS