Wanita sedang memegang ponsel cerdas yang memperlihatkan aplikasi Uber di Beijing, 1 Agustus 2016. (Foto: AP) |
BorneoTribun | Tekno - Wanita dan kelompok minoritas yang menekuni program sarjana di bidang ilmu komputer terkadang merasa kesepian dan terisolasi, mengingat bidang ini didominasi oleh laki-laki sejak dulu. Menurut Badan Pusat Informasi Teknologi dan Wanita Nasional, meskipun sekitar 60 persen dari penerima gelar sarjana S1 pada tahun 2017 di Amerika adalah Wanita, hanya ada kurang lebih 20 persen Wanita penerima gelar sarjana S1 di bidang ilmu sains dan komputer.
Namun, sebuah program inovatif yang diprakarsai oleh organisasi nirlaba global yang bermitra dengan berbagai universitas di seluruh Amerika Serikat telah melakukan berbagai upaya yang mengesankan untuk meningkatkan angka tersebut.
Jacqueline Deprey sangat suka dengan ilmu komputer. Ia suka mengerjakan proyek yang dapat diaplikasikan ke dunia nyata.
“Semakin banyak kelas ilmu komputer yang saya ambil, saya semakin jatuh cinta ke bidang ini," kata Jacqueline Deprey. “Dan saya bisa menggabungkan pekerjaan ini dengan kecintaan saya akan dunia bisnis dan analisa bisnis,” lanjutnya.
Deprey adalah mahasiswi tingkat akhir di Universitas Maryland, dimana ia mengambil jurusan ilmu komputer, juga Manajemen Operasi dan Analisa Bisnis. Kesuksesan diraihnya adalah berkat kolaborasi antara kampusnya dan AnitaB.org, organisasi nirlaba global yang membantu Wanita agar maju di bidang teknologi. Stephanie Rodriguez adalah wakil presiden bagian kebijakan dan keterlibatan untuk organisasi tersebut.
“Kami bekerja sama dengan Universitas Maryland dan 14 institusi lain setiap tahunnya melalui proyek yang kami sebut BRAID. Ini merupakan singkatan dari Building, Recruiting dan Inclusion, dan Diversity alias Pembangunan, Perekrutan dan Inklusi, dan Keragaman," kata Stephanie Rodriguez.
Menurutnya, program ini benar-benar fokus kepada berbagai strategi yang bisa digunakan oleh para pemimpin di Departemen S1 Ilmu Komputer, untuk membangun kampus yang lebih infklusif
Seorang tamu melihat Touch Bar di komputer MacBook yang ditunjukkan di ruang demo di markas Apple, di Cupertino, California, 27 Oktober 2016. (Foto: AP) |
Salah satu acara tahunan penting dari organisasi ini adalah perayaan Grace Hopper. Acara tersebut adalah pertemuan para Wanita di bidang teknologi yang terbesar di dunia. Deprey adalah salah satu diantara lebih dari dua puluh enam ribu orang yang hadir di perayaan itu di Florida tahun lalu.
Jan Plane adalah salah seorang anggota dari fakultas di Departemen Ilmu Komputer, yang juga adalah kepala dari lembaga yang memfasilitasi Wanita yang menekuni bidang komputer di universitas.
“Kami mengelola organisasi yang kecil, yaitu lembaga khusus Wanita, dan mencoba memperbaiki kebudayaan untuk para Wanita di sini. Yang dilakukan BRAID adalah membawa isu ini ke tingkat nasional dan administrasi yang lebih tinggi," kata Jan Plane.
Kini, universitas Maryland memiliki jumlah mahasiswa S1 jurusan ilmu komputer yang terbanyak di Amerika Serikat.
“Jumlah mahasiswa kami telah bertambah sejak 2014, di saat kami hanya memiliki sekitar 300 Wanita di bidang ilmu komputer, hingga sekarang 738 yang mengambil jurusan ilmu komputer," kata Jan Plane.
Jan Plane menambahkan, kini keragaman sangat penting di dalam pasar tenaga kerja sekarang dibanding dulu.
“Dari sisi keuangan, untuk perekonomian global, kita perlu orang-orang yang memiliki pendidikan di bidang teknologi, karena sekarang banyak lapangan pekerjaan. Pekerjaan yang ada sangat bagus dan mempengaruhi desain dari banyak hal di masa depan. Dan jika Wanita tidak terlibat, mereka tidak akan terwakili," katanya.
Deprey setuju akan hal ini. Setelah lulus nanti di musim panas, ia berencana untuk pindah ke kota New York, dimana ia akan mulai bekerja penuh waktu sebagai insinyur perangkat lunak untuk perusahaan Dropbox. (VOA)
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS