LANDAK | BORNEOTRIBUN -- Lomba literasi yang meliputi kegiatan murid bercerita, guru bercerita serta orang tua siswa menulis dikhususkan untuk pendidikan sekolah dasar, di mana para pesertanya adalah murid sekolah dasar, guru sekolah dasar, serta orang tua murid yang anaknya masih duduk di tingkat SD sebagai peserta untuk lomba menulis.
Lomba literasi dalam memperingati hari aksara Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 September, Wahana Visi Indonesi bersama Dinas Arsip dan Perpustakaan kabupaten Landak, beserta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Landak mengadakan serangkaian lomba kegiatan dengan thema “PEKAN AKSARA SEDUNIA” yang dipusatkan di kantor Arsip & Perpustakaan. Proses lomba dan penjurian dilangsungkan dari tanggal 14 – 17 September 2020.
Lomba yang baru pertama kali diadakan di kabupaten Landak, dalam rangka memperingati hari aksara sedunia ini, memang masih sedikit peminatnya.
Koordinator Pendidikan dari Wahana Visi Indonesia, Veny Samosir, selaku penyelenggarakan kegiatan, mengungkapkan bahwa masing-masing kegaiatan lomba hanya diikuti belasan peserta.
“Untuk lomba menulis hanya 16 orang tua siswa yang ikut, lomba guru bercerita hanya diikuti 11 orang guru SD, sedangkan lomba siswa bercerita hanya diikuti 16 peserta saja” ujar Veny.
Dijelaskan juga oleh veny, minimnya peserta lomba dalam kegiatan yang baru pertama kali ini, disebabkan masih kurangnya sosialisasi, dimana informasi lomba lebih banyak disebarkan melalui media sosial (medsos). Selain itu, situasi dan kondisi di masa pandemi virus covid-19 masih melanda, juga merupakan factor lain yang juga berpengaruh pada jumlah peserta yang mendaftar.
Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah kabupaten Landak, Ursus, SH, MH, sangat menyambut baik adanya upaya kegiatan lomba literasi diperingatan hari aksara sedunia kali ini. Bahkan Ursus mengharapkan kegiatan-kegiatan serupa yang bertujuan meningkatkan literasi harus sering dilakukan guna semakin mendorong minat baca serta menulis dikalangan masyarakat kabupaten Landak khususnya.
“Minat baca masyarakat kita memang masihlah sangat kurang, apalagi dalam menulis. Untuk itu upaya-upaya yang mendorong agar masyarakat, khususnya dikalangan anak-anak dan remaja semakin meningkat minatnya dalam membaca dan menulis kita upayakan. Salah satunya melalui lomba-lomba” ujar Ursus.
Organisasi dunia PBB yang berkecimpung dalam urusan Pendidikan dan Kebudayaan, UNESCO, menyebutkan minat baca orang Indonesia paling rendah di dunia, karena tak ada akses dan kesempatan. Menurut UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Yang berarti dari setiap 1000 orang Indonesia, hanya 1 orang saja yang rajin membaca. (red)
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS