Seorang anggota staf medis yang mengenakan pakaian pelindung terlihat di pusat karantina, di tengah wabah Covid-19, di Yangon, Myanmar, 24 September 2020. (Foto: REUTERS/Shwe Paw Mya Tin) |
BorneoTribun - Johns Hopkins Coronavirus Resource Center, Senin (28/9) pagi, menyatakan kasus virus corona melebihi 33 juta di seluruh dunia.
Investigasi CNN terhadap data Johns Hopkins mengungkapkan bahwa jumlah kasus Virus Corona telah naik sedikitnya 10 persen daripada pekan sebelumnya di 21 negara bagian di AS.
Dr. Chris Murray, Direktur Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington mengatakan kepada CNN “lonjakan besar” kasus baru virus corona pada bulan Oktober di AS juga diperkirakan akan terus berlanjut pada bulan November dan Desember.
Menurut data Johns Hopkins, AS mencatat lebih dari tujuh juta kasus Covid-19, disusul oleh India dengan enam juta lebih, dan Brazil dengan hampir lima juta kasus.
Eropa kini mengalami gelombang baru penularan virus corona, mendorong beberapa negara di berbagai penjuru benua itu untuk memberlakukan kembali restriksi terhadap warga dan bisnis.
PM Inggris Boris Johnson memperingatkan bahwa negaranya dapat mengalami “gelombang kedua” wabah virus corona. Ia mengatakan pada hari Minggu (27/9) bahwa “tindakan yang cepat dan tegas” harus diambil untuk memerangi virus penyebab Covid-19 itu.
Di Perancis, Patrick Bouet, Kepala Dewan Dokter Nasional, mengatakan kepada Journal du Dimanche bahwa “jika tidak ada yang berubah, Perancis akan menghadapi wabah meluas di seluruh wilayahnya, selama bulan-bulan musim gugur dan musim dingin yang panjang” dan sistem kesehatan akan kewalahan dalam menghadapi permintaan layanan.
PM Belanda Mark Ruttemenyebut gelombang infeksi di negaranya “sangat mengkhawatirkan dan akan memaksa kita mengambil langkah-langkah ekstra.”
Di Spanyol, otoritas lokal Madrid dan pemerintah nasional berselisih terkait sejauh mana langkah-langkah yang diperlukan untuk mengendalikan perebakan baru wabah di ibu kota negara itu. [YK/VO]
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS